KARANGANYAR TENTERAM


Senin, 12 Mei 2014

Candi Sukuh

Kawasan Sukuh
Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah, menyimpan
keindahan alam yang tak kalah untuk dinikmati.
Daerah yang berada 100 meter dari permukaan
laut itu berembus udara dingin yang menyegarkan
suasana pagi. Belum lagi iringan nyanyian
burung-burung, menambah geregetnya kawasan
Sukung Berjo yang dinginnya mencapai 12 derajat
Celsius ini.
Di Kabupaten Karanganyar, terdapat sekitar 70
objek wisata, di antaranya wisata alam, wisata
sejarah, sampai agrowisata (wisata perkebunan).
Salah satunya adalah Candi Sukuh di kaki Gunung
Lawu, Kecamatan Ngargoyoso. Sepanjang jalan
menuju Candi Sukuh, banyak terdapat homestay
atau penginapan rumah warga dengan harga
sewa yang bervariasi. Selain homestay, di sana
juga ada sejumlah cottage dan vila. Perjalanan
menuju Candi Sukuh menempuh jalan yang
menanjak.
Untuk masuk ke kawasan Candi Sukuh,
pengunjung harus membayar tiket masuk Rp
2.500. Candi Sukuh sendiri didirikan pada
pertengahan abad 15, tepatnya 1437 Masehi atau
1359 Saka. Penetapan itu bisa diketahui melalui
relief sebelah kiri yang dinamakan gapuro (9),
buto (5), makan atau aban (3), orang atau wong
(1). Bila dibaca dengan cara dibalik, barulah jelas
tertera penanggalan Jawa 1359 Saka. Dasar
inilah yang dipakai untuk menentukan berdirinya
Candi Sukuh, setelah menyesuaikan dengan tahun
Masehi yang berselisih 78 tahun dengan tahun
Jawa.
Ada beberapa tradisi yang masih berlangsung di
Candi Sukuh, di antaranya adalah ruwatan.
Tradisi ini mengacu pada relief seorang bayi yang
direbutkan dua orang anak. Gambar itu
menggambarkan bahwa dalam hidup, manusia
direbutkan oleh dua kekuatan, yakni baik dan
buruk. Agar bisa kembali ke asal, manusia harus
suci. Agar bisa suci, maka harus diruwat atau
dibersihkan.
Selain relief tadi, di sana terdapat pula relief
kepala (kala) yang menyimbolkan karma manusia.
Selain itu, ada relief Bima yang menyimbolkan
manusia, Dewa dan Tuhan. Tak kalah menarik di
sana juga mengalir air Tirta Marta (air
kehidupan) yang diyakini dapat hidup kekal bila
meminumnya.
Di kawasan Sukung Berjo, Anda juga jangan lupa
mampir di Greenhouse untuk memetik bunga
Krisan. Bunga yang memiliki sekitar 200 varian
ini sering dipakai oleh semua perangkai buket di
seluruh dunia. Satu ikat, yang berisi sepuluh
tangkai, dijual dengan harga Rp 10 ribu. Dan,
bunga Krisan paling laku terjual adalah yang
berwarna putih dan kuning.
Kawasan lain yang juga menarik buat dikunjungi
yaitu air terjun Jumog. Air terjun dengan
ketinggian 30 meter ini konon memiliki aura
mistis. Di sana, bila Anda memohon sesuatu, maka
akan bisa terkabul. Entahlah.
Di dalam kawasan air terjun Jumok, juga
terdapat kebun kopi dan kebun cengkih. Hidup
pula di kawasan air terjun Jumok sejumlah hewan
liar dari jenis yang tak berbahaya. Sementara di
salah satu sudut kawasan yang baru dibuka
untuk umum sejak setahun belakangan ini,
tersedia pula jajanan sate kelinci. Rasanya,
sama lezatnya dengan sate ayam. Ingin mencoba
juga?

0 komentar:

Posting Komentar